Dalam memenuhi kewajiban perpajakan, wajib pajak sering kali menghadapi berbagai prosedur administrasi yang harus mereka patuhi. Salah satu elemen penting dalam proses ini adalah formulir yang mereka gunakan untuk menyetorkan pajak. Di Indonesia, dua formulir utama yang sering dibahas dalam konteks ini adalah Surat Setoran Pajak (SSP) dan Surat Setoran Elektronik (SSE). Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pengertian, fungsi, serta perbedaan antara SSP dan SSE untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai keduanya.

Fungsi Surat Setoran Pajak (SSP)

Surat Setoran Pajak (SSP) adalah dokumen resmi yang Anda terbitkan sebagai bukti pembayaran atau penyetoran pajak. Anda dapat menerbitkan SSP melalui bank atau kantor pos yang telah tertunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menangani pembayaran pajak. Proses pembuatan SSP biasanya melibatkan pengisian formulir secara manual, yang kemudian Anda serahkan ke lembaga penerimaan pajak seperti bank atau kantor pos. SSP berfungsi sebagai:

  1. Sebagai Tanda Bukti Pembayaran

SSP berfungsi sebagai bukti bahwa wajib pajak telah melakukan pembayaran pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dokumen ini penting untuk memastikan bahwa Anda telah memenuhi kewajiban pajak.

  1. Sebagai Bukti Validasi 

SSP juga berfungsi sebagai alat validasi bagi pihak berwenang untuk memverifikasi bahwa pembayaran pajak telah diterima dan diproses dengan benar. Hal ini memastikan bahwa administrasi pajak berjalan dengan baik.

  1. Sebagai Bukti Pemotongan Pajak

Dalam beberapa kasus, perusahaan menggunakan SSP sebagai referensi dalam proses pemotongan pajak, terutama saat melakukan pemotongan dan pelaporan pajak karyawan.

  1. Bukti Pengesahan Pihak Berwenang

SSP menyediakan bukti pengesahan dari pihak yang berwenang mengenai penerimaan pembayaran pajak, yang penting untuk keperluan administrasi dan audit.

  1. Bentuk Sarana Administrasi

SSP memudahkan administrasi wajib pajak dalam melaksanakan pembayaran pajak dengan menyediakan dokumentasi yang diperlukan untuk pencatatan dan pelaporan pajak.

Baca lainnya: Apa yang Perlu Dilakukan Jika Bukti Setor Pajak Hilang? Berikut Cara Menanganinya

Perbedaan antara SSP dan SSE

Seiring dengan kemajuan teknologi, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah memperkenalkan sistem baru yang dikenal sebagai Surat Setoran Elektronik (SSE) atau e-Billing. Sistem ini merupakan langkah modernisasi yang memudahkan dan mempercepat proses administrasi pajak. Berikut adalah perbedaan utama antara SSP dan SSE:

  1. Proses Manual dan Elektronik

SSP identik dengan proses pembayaran pajak secara manual. Wajib pajak harus mengisi formulir secara fisik dan membawanya ke bank atau kantor pos untuk melakukan pembayaran. Sebaliknya, SSE adalah bentuk digital dari SSP yang dapat terakses dan isi melalui aplikasi e-Billing yang DJP sediakan. Sistem elektronik ini memungkinkan wajib pajak untuk melakukan pembayaran pajak secara online tanpa harus mengunjungi lembaga penerimaan pajak secara fisik.

  1. Integrasi Sistem

Anda mengadministrasikan SSE melalui sistem billing yang lebih terintegrasi dan modern. Sistem ini memudahkan penerbitan kode billing atau ID billing pajak, yang berfungsi sebagai identifikasi utama dalam proses pembayaran pajak. Dengan adanya sistem yang terintegrasi, Anda dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dalam administrasi.

  1. Penggunaan Kode Billing

Dalam sistem SSE, wajib pajak menerima kode billing yang mereka gunakan untuk melakukan pembayaran pajak secara daring atau melalui bank. Kode ini menggantikan SSP manual sebagai alat pembayaran pajak dan memastikan bahwa pembayaran tercatat dengan tepat dalam sistem DJP.

Kesimpulan

Dengan adanya Surat Setoran Elektronik (SSE), proses penyetoran pajak menjadi jauh lebih efisien dan terintegrasi dibandingkan dengan metode manual menggunakan SSP. SSE menawarkan kemudahan dalam administrasi, mengurangi kemungkinan kesalahan, dan memanfaatkan teknologi terbaru dalam administrasi pajak. Bagi wajib pajak, penting untuk memahami perbedaan antara SSP dan SSE untuk memastikan kepatuhan pajak yang baik dan memanfaatkan sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan.

Jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut mengenai administrasi pajak atau perbedaan antara SSP dan SSE, Kantor Konsultan Pajak Ashadi dan Rekan siap membantu Anda. Hubungi kami untuk konsultasi dan layanan perpajakan yang profesional dan terpercaya.

KPP Ashadi dan Rekan

KKP ASHADI DAN REKAN merupakan bagian dari firma Ashadi dan Rekan yang berdiri di tahun 2015 dan telah mendapatkan izin dari Kementerian Keuangan KMK No. 84/KM.1/PPPK/2015, Tanggal 17 November 2015. Dalam menjalankan usahanya perusahaan memberikan pelayanan jasa konsultasi pada bidang konsultasi perpajakan, transfer pricing documentation, litigasi pajak dan training.

Hubungi Kami :

Hotline : +6221 22085079

Call/WA : +62 818 0808 0605

               +62 812 1009 8813

Email : info@kkpashadirekan.com